Minggu, 30 Oktober 2016

-REVISI- DEFINISI,HIERARKI, dan TUJUAN TASAWUF (RESUME)

IDENTITAS
Nama                           : Geubrina Rizka Utami Sinaga
NIM                             : 72154060
Prodi/Sem                     : Sistem Informasi/3
Fakultas                        : Sains Dan Teknologi
Perguruan Tinggi           : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Dosen Pengampu          : Dr. Ja’far, MA.
Mata Kuliah                  : Akhlak Tasawuf

TEMA                         : Definisi,Hierarki, dan Tujuan Tasawuf

BUKU 1                      : Gerbang Tasawuf (Buku Utama)
Identitas Buku                        : Ja’far, (Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1 : Definisi Tasawuf
Sub 2 : Hierarki
Sub 3 : TujuanTasawuf

Kesimpulan

-          Definisi Tasawuf
Menurut Ja’far (18:2016), Didalam kitab Kasyf al-Mahjub al-Hujwiri telah menjelaskan asal-usul kata tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf (sufi) yaitu wol, disebut sufi karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu domba (wol). Yang kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf (barisan), yaitu barisan pertama yang bermakna bahwa sufi beradapada barisan pertama didepan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan. Yang ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuffah, karena merekamengaku sebagai golongan yang di ridhai Allah, mereka disebut sufi karena sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi masjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa yang berarti kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan segala perbuatan dari kejahatn dan keinginan duniawi. Pada awal masa islam, tasawuf itu adalah salah satu bentuk ungkapan keberagamaan seseorang yang sifatnya sangat pribadi.
Berdasarkan asal-usul kata tasawuf diatas dapat kita pahami bahwa para sufi sudah sangat melekat dengan ilmu-ilmu tasawuf.
Menurut Ibn Khaldun, “Tasawuf adalah bagian dari ilmu-ilmu syariat yang telah dipraktekkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in dan pada masa itu masih berbentuk ibadah semata”. Dari situ bisa kita simpulkan bahwa ajaran tasawuf sudah sejak lama ada dan sampai sekarang telah semakin dikembangkan lagi menjadi ilmu teori sehingga al-murid dapat memahami,  mempelajari serta menerapkannya dalam kehidupannya sendiri.
-          Kesimpulan
Kesimpulannya ialah tasawuf merupakan suatu cara kita untuk dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagaimana bertujuan untuk menyucikan jiwa dari kejahatan dunia dan menumbuhkan akhlak mulia dalam diri manusia. Tasawuf juga bersandarkan kepada hadist dan Alquran, sehingga setiap perilaku kita tidak melebihi batas dan kewajaran. Agar senang setiasa selalu dalam perlindungan Allah SWT.

BUKU 2                      : Kunci Memahami ILMU TASAWUF (Buku Pembanding)
Identitas Buku                                                : Dr. Mustafa Zahri, (Surabaya: PT. BINA ILMU, 1998)           
Sub 1 : Tentang Nama Tasawuf
Sub 2 : Hakekat Tasawuf
Sub 3 : Tujuan Tasawuf

Kesimpulan

-          Tentang Nama Tasawuf
Menurut Mustafa Zahri (136:1998), Ada orang berpendapat bahwa perkataan Tasawuf tidak terdapat didalam Qur’an dan Hadist, bagi orang yang tidak mau mengikuti perkembangan ilmu maka ia akan menyetujui saja pendapat itu, tetapi bagi orang yang berilmu dan yang suka menggunakan akalnya akan berkata bahwa tasawuf adalah perwujudan dari berbagai disiplin ilmu yaitu : Ilmu Hadist, Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqhi, Ilmu Nahwu, Ilmu Sharaf, Ilmu Balagha dan lainlain.
Ada juga orang berpendapat bahwa nama dan definisi tasawuf itu bid’ah karena tidak ada di Qur’an dan Hadist, Nama dan definisi tasawuf itu dibuat oleh ulama-ulama. Karena mereka berpendapat bahwa walaupun Ilmu-ilmu itu tidak terdapat didalam Qur’an dan Hadist, tetapi semuanya bersumber dari Qur’an dan Hadist.

-          Hakekat Tasawuf
Menurut Mustafa Zahri (137:1998), Peri hidup di zaman Rasulullah dan di zama Khulafaurrasyidin, pada umumnya seluruh peri hidup pada zaman itu disifati dan dipandangi dengan hidup tasawuf. Diantara lain :
1. Hidup Zuhud
2. Hidup Qanaah
3. Hidup Thaat
4. Hidup Istiqamah
5. Hidup Mahabbah
6. Hidup Ikhlas
7. Hidup Ubudiah
Sikap hidup seperti itu sampai sekarang masih diterapkan oleh kaum sufi.

-          Tujuan Tasawuf
Tujuan tasawuf ialah “fana” untuk mencapai “Makrifat”. Arti fana sendiri yakni “meniadakan diri supaya ada” secara filosopis nya seperti itu,

-          Kesimpulan
Bahwa tasawuf telah timbul sejak timbulnya agama islam itu sendiri, bertumbuh didalam jiwa pendiri islam itu sendiri yaitu Nabi besar Muhammad S.A.W. untuk mencapai hakikat dengan jalan tasawuf, maka ahli-ahli tasawuf lebih tertarik untuk memperoleh ilmu ilahi dan tanpa belajar dengan banyak buku-buku.


PERBANDINGAN     : Pada buku utama dijelaskan bahwa tasawuf adalah ilmu-ilmu syariat yang telah dipraktekkan Nabi Muhammad SAW sejak dulu.  Perlu kita ketahui bahwa tasawuf itu pusaka keagamaan yang terpenting yang dapat mempengaruhi perasaan dan fikiran kaum muslimin. Pada buku pembanding dijelaskan bahwa tasawuf adalah ilmu dari segala ilmu dan berasal dari qur’an dan hadist.



PERAN HATI DALAM TASAWUF

IDENTITAS
Nama                           : Geubrina Rizka Utami Sinaga
NIM                             : 72154060
Prodi/Sem                    : Sistem Informasi/3
Fakultas                       : Sains Dan Teknologi
Perguruan Tinggi         : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Dosen Pengampu         : Dr. Ja’far, MA.
Mata Kuliah                 : Akhlak Tasawuf

TEMA                         : Peran Hati Dalam Tasawuf

BUKU 1                      : Gerbang Tasawuf (Buku Utama)
Identitas Buku           : Ja’far, (Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1 : Peran Hati dalam Tasawuf
Kesimpulan
-          Peran Hati dalam Tasawuf
Menurut Ja’far (34:2016), Membahas tentang peran hati didalam ilmu tasawuf. Dikatakan dalam bukunya bahwa dalam tradisi islam hati adalah salah satu sarana meraih ilmu, jika hati kita tidak suci dan bersih, maka ilmu yang akan  kita pelajari tidak akan bisa kita pahami. Hati adalah salah satu subsistem jiwa manusia.
Didalam hati ada potensi hati, kandungan hati, dan kondisi hati yang bermacam-macam yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seorang manusia. Hati akan menyesal manakala menjadi kotor, akan bahagia manakala menjadi bersih dan suci. Islam sangat menganjurkan agar hati manusia mempunyai kualitas hati yang positif.
Kaum sufi sangat paham bahwa akal tidak mampu mencapai hakikat Allah SWT jika tidak terdapat hati yang damai. Karena kelemahan akal bisa ditutupi oleh hati yang damai. Menurut al-Ghazali “jika seseorang manusia mengenal hatinya, maka ia juga akan mengenal dirinya”.
-          Kesimpulan
Singkatnya, peran hati sangat penting dalam ilmu tasawuf. Hati harus selalu dihiasi oleh ibadah dan dijauhi dari nafsu agar hati dapat meraih ilmu dan dapat mencapai hakikat Allah SWT.




BUKU 2                      : Kunci Memahami ILMU TASAWUF (Buku Pembanding)
Identitas Buku            : Dr. Mustafa Zahri, (Surabaya: PT. BINA ILMU, 1998)           
Sub 1 : Ketentraman Hati dalam Tasawuf
Kesimpulan

-          Ketentraman Hati dalam Tasawuf
Menurut Mustafa Zahri (37:1998), Didalam buku pembanding ini juga dibahas masalah ketentraman hati dalam tasawuf. Menurut buku ini kaum sufi banyak mengamalkan zikirullah kepada Allah SWT sebab itulah hatinya selalu tentram. Allah telah memberi jaminan ketentraman hati kepada orang-orang yang sering berzikir (Q.S. Ar-Rad 28).
Berkat ketentraman hati, mereka tidak merasa takut, tidak ragu-ragu dan tidak duka cita. Hidup mereka selalu sederhana dan bersyukur dalam menjalani hidup, sabar dan ikhlas dalam beribadat kepada Allah SWT. Karena sikap mereka inilah banyak dari mereka yang dicurigai sebagai orang yang mematikan semangat kerja, orang yang membahayakan keamanan dan sesat atau dll. Tetapi karena hati mereka bersih dan suci, mereka tidak pernah merasa dimusuhi atau memusuhi. Begitu juga dikalangan kaum sufi itu sendiri, tidak pernah didapati dari mereka pertikaian ataupun perkelahian antar kaum sufi, walaupun mereka mempunyai bermacam-macam “tarekat” (metode) tetapi tujuannya sama yaitu mencapai hakekat ketuhanan.
-          Kesimpulan
Kesimpulannya adalah jika kita ingin mempelajari tasawuf maka kita harus menerapkan sifat dan sikap kaum sufi yaitu sering berzikir kepada allah, sabar dan ikhlas bersyukur setiap saat dan selalu beribadat kepada Allah SWT.


PERBANDINGAN     : Dari kedua buku di atas didapati persamaan yaitu hati yang bersih dan suci, tentram dan damai dan selalu dalam kualitas positif dapat dengan mudah menyerap ilmu ketuhanan yaitu tasawuf.



Minggu, 23 Oktober 2016

Definisi, Hierarki, dan Tujuan Tasawuf

RESUME
DEFINISI, HIERARKI DAN TUJUAN TASAWUF
            NAMA             : Geubrina Rizka Utami Sinaga
            NIM                  : 72154060
            PRODI             : Sistem Informasi
FAKULTAS     : Sains & Teknologi
MK                  : Akhlak Tasawuf
SEMESTER      : 3 ( Tiga)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

JUDUL BUKU :  1. Gerbang Tasawuf                         ( Buku Utama )
                             2.Kunci Memahami Ilmu Tasawuf  ( Buku Pembanding)
                             3.Membumikan Tasawuf                 ( Buku Pembanding)
PENERBIT      :  1. Perdana Publishing
                            2. PT. Bina Ilmu
                            3. Cita Pustaka Media Perintis
PENULIS         :  1.Dr. Ja’far, MA.
                            2. Dr. Mustafa Zahri
                            3. Dr. H. Muzakir, MA


A.     Definisi Tasawuf
Didalam kitab Kasyf al-Mahjub al-Hujwiri telah menjelaskan asal-usul kata tasawuf. Pertama, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuf (sufi) yaitu wol, disebut sufi karena kaum sufi mengenakan jubah yang terbuat dari bulu odmba (wol). Yang kedua, istilah tasawuf berasal dari kata al-shaf (barisan), yaitu barisan pertama yang bermakna bahwa sufi beradapada barisan pertama didepan Tuhan, karena besarnya keinginan mereka terhadap Tuhan. Yang ketiga, istilah tasawuf berasal dari kata al-shuffah, karena merekamengaku sebagai golongan yang di ridhai Allah, mereka disebut sufi karena sifat mereka menyamai sifat orang-orang yang tinggal di serambi masjid (shuffah) yang hidup pada masa Nabi Muhammad SAW. Keempat, istilah tasawuf berasal dari kata al-shafa yang berarti kesucian, sebagai makna bahwa para sufi telah menyucikan segala perbuatan dari kejahatn dan keinginan duniawi. Pada awal masa islam, tasawuf itu adalah salah satu bentuk ungkapan keberagamaan seseorang yang sifatnya sangat pribadi.
Berdasarkan asal-usul kata tasawuf diatas dapat kita pahami bahwa para sufi sudah sangat melekat dengan ilmu-ilmu tasawuf.
Menurut Ibn Khaldun, Tasawuf adalah bagian dari ilmu-ilmu syariat yang telah dipraktekkan pada zaman Nabi Muhammad SAW, sahabat dan tabi’in dan pada masa itu masih berbentuk ibadah semata. Dari situ bisa kita simpulkan bahwa ajaran tasawuf sudah sejak lama ada dan sampai sekarang telah semakin dikembangkan lagi menjadi ilmu teori sehingga al-murid dapat memahami,  mempelajari serta menerapkannya dalam kehidupannya sendiri.
Tasawuf itu pusaka keagamaan yang terpenting yang dapat mempengaruhi perasaan dan fikiran kaum muslimin.
Ada orang berpendapat bahwa: nama dan definisi tasawuf itu bid’ah, karena tidak ada di alqur’an dan hadist. Memang didalam al-qur’an tidak ada nama dan definisi tasawuf. Tetapi nama dan definisi tasawuf itu dibuat oleh ulama-ulama karena telah melihat/meneliti persoalan itu dari segala seginya dan juga telah menelaah qur’an dan hadist yang bertalian dengan masalah itu. Tidak ada keraguan bahwa tasawuf itu bersumber dari qur’an dan hadist.
Asal pokok dari ajaran tasawuf itu adalah bertekun beribadat, berhubungan dengan Allah, menjauhkan diri dari keduniawian.
Jadi, tasawuf adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan penyucian jiwa manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

B.     Tasawuf dalam Hierarki Ilmu-Ilmu Islam

Ø  Salah satu ulama Ibn Khaldun membagi ilmu menjadi dua jenis:
Pertama, ilmu-ilmu hikmah dan filsafat yang di dapat dengan akal manusia, dan ilmu yang diajarkan dan ditransformasikan yang bersumber kepada syari’at islam (qur’an dan hadist).
Kedua, ilmu-ilmu syari’ah (ilmu tasawuf termasuk di dalamnya).
Ø  Berdasarkan cara perolehan ilmu menurut al-Ghazali ada dua yaitu:
1. Ilmu yang di hadirkan
2. Ilmu yang dicapai
Tasawuf termasuk didalam ilmu yang dihadirkan.
Ø  Ibn al-Qayyim al-Jauziyah membagi ilmu menjadi 3 derajat yaitu:
            1.’ilm jaliyun (didasari observasi, eksperimen, dan silogisme)
            2. ‘ilm khafiyun (ilmu makrifat)
            3. ‘ilm laduniyun (didasari ilham dari Allah)
Tasawuf termasuk ke dalam ‘ilm khafiyun dan ‘ilm laduniyun.

Ø  Syed Muhammad Naquib al-Attas membagi ilmu menjadi dua jenis:
1. Ilmu pemberian Allah sering disebut ilmu agama
2. Ilmu capaian sering disebut ilmu rasional, intelektual dan filosofis
Tasawuf di kategorikan dalam metafisika islam merupakan bagian dari ilmu agama.

C.     Tujuan Tasawuf
Untuk mencapai tujuan tasawuf yaitu :
1. Takhali : membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela dari maksiat lahir dan bathin.
2. Tahalli : mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji yaitu taat lahir taat bathin.
3. Tajalli : memperoleh kenyataan Tuhan.
Kemantapan tauhid dan makrifat adalah puncak perjalanan spiritual para penempuh jalan tasawuf. Jadi, tujuan tasawuf adalah bermakrifat kepada Allah SWT.