Minggu, 06 November 2016

(REVISI) RESUME Akhlak Tasawuf BAB 2 : Peran Hati dalam Akhlak Tasawuf

IDENTITAS
Nama                           : Geubrina Rizka Utami Sinaga
NIM                             : 72154060
Prodi/Sem                     : Sistem Informasi/3
Fakultas                        : Sains Dan Teknologi
Perguruan Tinggi           : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN-SU)
Dosen Pengampu          : Dr. Ja’far, MA.
Mata Kuliah                  : Akhlak Tasawuf

TEMA                         : Peran Hati Dalam Tasawuf

BUKU 1                      : Gerbang Tasawuf (Buku Utama)
Identitas Buku                        : Ja’far, (Medan: Perdana Publishing, 2016)
Sub 1 : Peran Hati dalam Tasawuf
Kesimpulan

-          Peran Hati dalam Tasawuf
Menurut Ja’far (34:2016), Membahas tentang peran hati didalam ilmu tasawuf. Dikatakan dalam bukunya bahwa dalam tradisi islam hati adalah salah satu sarana meraih ilmu, jika hati kita tidak suci dan bersih, maka ilmu yang akan  kita pelajari tidak akan bisa kita pahami. Hati adalah salah satu subsistem jiwa manusia.
Didalam hati ada potensi hati, kandungan hati, dan kondisi hati yang bermacam-macam yang dapat mempengaruhi kondisi jiwa seorang manusia. Hati akan menyesal manakala menjadi kotor, akan bahagia manakala menjadi bersih dan suci. Islam sangat menganjurkan agar hati manusia mempunyai kualitas hati yang positif.
Kaum sufi sangat paham bahwa akal tidak mampu mencapai hakikat Allah SWT jika tidak terdapat hati yang damai. Karena kelemahan akal bisa ditutupi oleh hati yang damai. Menurut al-Ghazali “jika seseorang manusia mengenal hatinya, maka ia juga akan mengenal dirinya”.

-          Kesimpulan
Singkatnya, peran hati sangatlah penting dalam ilmu tasawuf. Hati harus selalu dihiasi oleh ibadah dan dijauhi dari nafsu agar hati dapat meraih ilmu dan dapat mencapai hakikat Allah SWT yaitu dalamilmu tasawuf.


BUKU 2                      : Kunci Memahami ILMU TASAWUF (Buku Pembanding)
Identitas Buku                                                : Dr. Mustafa Zahri, (Surabaya: PT. BINA ILMU, 1998)           
Sub 1 : Ketentraman Hati dalam Tasawuf
Kesimpulan

-          Ketentraman Hati dalam Tasawuf
Menurut Mustafa Zahri (37:1998), Didalam buku pembanding ini juga dibahas masalah ketentraman hati dalam tasawuf. Menurut buku ini kaum sufi banyak mengamalkan zikirullah kepada Allah SWT sebab itulah hatinya selalu tentram. Allah telah memberi jaminan ketentraman hati kepada orang-orang yang sering berzikir (Q.S. Ar-Rad 28).
Berkat ketentraman hati, mereka tidak merasa takut, tidak ragu-ragu dan tidak duka cita. Hidup mereka selalu sederhana dan bersyukur dalam menjalani hidup, sabar dan ikhlas dalam beribadat kepada Allah SWT. Karena sikap mereka inilah banyak dari mereka yang dicurigai sebagai orang yang mematikan semangat kerja, orang yang membahayakan keamanan dan sesat atau dll. Tetapi karena hati mereka bersih dan suci, mereka tidak pernah merasa dimusuhi atau memusuhi. Begitu juga dikalangan kaum sufi itu sendiri, tidak pernah didapati dari mereka pertikaian ataupun perkelahian antar kaum sufi, walaupun mereka mempunyai bermacam-macam “tarekat” (metode) tetapi tujuannya sama yaitu mencapai hakekat ketuhanan.

-          Kesimpulan
Kesimpulannya adalah jika kita ingin mempelajari ilmu tasawuf maka kita harus menerapkan sifat dan sikap kaum sufi yaitu sering berzikir kepada allah, sabar dan ikhlas bersyukur setiap saat dan selalu beribadat kepada Allah SWT. Dengan menerapkan sifat itu maka kita senantiasa akan selalu mengingat Allah SWT, selalu didalam lindungannya dan selalu diberikan petunjuk oleh-Nya.


PERBANDINGAN     : Dari kedua buku di atas didapati persamaan keduanya  yaitu hati yang bersih dan suci, tentram dan damai dan selalu dalam kualitas positif dapat dengan mudah menyerap ilmu ketuhanan yaitu tasawuf sebagaimana para sufi yang telah menerapkan ilmu tasawuf dari zaman dahulu. Agar kita lebih memahami bagaimana ilmu ketuhanan itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar